2 Kor 3:4-11 | Mzm 99:5-9 | Mrk 5:17-19
Aku datang bukan untuk menggenapi hukum.
Dalam kotbah di bukit, Yesus berkata, "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga."
---ooOoo---
Penggenap hukum Taurat. Tema lanjut yang hendak kita dalami dari rangkaian refleksi tentang kotbah di bukit ialah peranan Yesus sebagai penggenap hukum Taurat. Banyak orang salah berpikir, ketika melihat Yesus selalu menentang Taurat. Tidak, Yesus adalah muara dari seluruh rencana keselamatan Bapa. Persiapan seluruh perjalanan ini antara lain tertera di dalam hukum Taurat. Jadi apa yang dilawan Yesus? Yang dilawan Yesus ialah interpretasi dan penghayatan yang salah, yang mengubah Taurat dari jalan Tuhan menjadi beban yang menghimpit umat. "Siapa yang meniadakan salah satu perintah Taurat sekalipun yang paling kecil dan mengajarkan demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga", kata Yesus.
Di dalam kehidupan bangsa-bangsa, ada banyak kearifan lokal yang berisi ajaran iman dan moral yang tinggi, yang praktis selaras dengan pewartaan Kristus. Kendatipun bukan bagian dari Kitab Suci, kearifan-kearifan tersebut dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mewartakan Yesus Kristus. Figur Kristus dan firmanNya yang hidup dan berdaya guna sebagai filter, sehingga menjadi integrasi antara Kristus sebagai kebenaran utama dengan kearifan-kearifan lokal yang mendarah daging dalam diri orang-orang. Proses inkulturasi yang efektif akan membuahkan komunitas umat beriman yang kuat beriman pada Kristus dalam identitas budaya lokal. Cintailah Yesus, hiduplah dalam identitas budayamu. (ap)
- Sejauh mana anda melihat pribadi Yesus sebagai pemenuh seluruh perjalanan ziarah hidup anda?
- Apakah anda merasa ada konflik budaya di dalam diri anda terkait dengan ajaran resmi Gereja sejagat?
Disalin dari buku Berjalan Bersama SANG SABDA, Refleksi Harian Kitab Suci 2015 - Provinsi SVD Jawa