Kel 24:3-8 | Mzm 116:12-13.15.16b-18 | Ibr 9:11-15 | Mrk 14:12-16.22-26
Inilah TubuhKu, inilah DarahKu.
Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi, pada waktu orang menyembelih domba Paskah, murid-murid Yesus berkata kepadaNya: "Ke tempat mana Engkau kehendaki kami pergi untuk mempersiapkan perjamuan Paskah bagiMu?" Lalu Ia menyuruh dua orang muridNya dengan pesan: "Pergilah ke kota; di sana kamu akan bertemu dengan seorang yang membawa kendi berisi air. Ikutilah dia dan katakanlah kepada pemilik rumah yang dimasukinya: Pesan Guru: di manakah ruangan yang disediakan bagiKu untuk makan Paskah bersama-sama dengan murid-muridKu? Lalu orang itu akan menunjukkan kamu sebuah ruangan atas yang besar, yang sudah lengkap dan tersedia. Di situlah kamu harus mempersiapkan perjamuan Paskah untuk kita!" Maka berangkatlah kedua murid itu dan setibanya di kota, didapati mereka semua seperti yang dikatakan Yesus kepada mereka. Lalu mereka mempersiapkan Paskah.
Dan ketika Yesus dan murid-muridNya sedang makan, Yesus mengambil roti, mengucap berkat, memecah-mecahkannya lalu memberikannya kepada mereka dan berkata: "Ambillah, inilah tubuhKu." Sesudah itu Ia mengambil cawan, mengucap syukur lalu memberikannya kepada mereka, dan mereka semuanya minum dari cawan itu. Dan Ia berkata kepada mereka: "Inilah darahKu, darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai pada hari Aku meminumnya, yaitu yang baru, dalam Kerajaan Allah." Sesudah mereka menyanyikan nyanyian pujian, pergilah mereka ke Bukit Zaitun.
---ooOoo---
Seorang anak yang belum komunio pertama dengan sangat ekspresif menyatakan kerinduannya untuk segera menerima Tubuh dan Darah Kristus. Kepadanya sudah dijelaskan, bahwa gilirannya akan tiba. Ia hanya perlu bersabar. Dari orang tuanya aku mendengar, bahwa di rumah ia selalu berdoa memohon agar Tuhan memberinya kekuatan, agar ia tetap sabar sampai hari besar itu tiba. Ketika akhirnya hari komunio itu tiba, aku melihat kegembiraannya meluap-luap. Ketika aku meletakkan sakramen di dalam mulutnya, aku melihat air matanya mengalir. Belum pernah aku menyaksikan seorang anak begitu terharu ketika menerima Sakramen Mahakudus. Aku sadar, anak itu sungguh mencintai Tuhan seperti Tuhan mencintai dirinya. Luar biasa!
Pada pesta Tubuh dan Darah Kristus, kita merayakan warisan cinta Tuhan yang disiapkan untuk semua orang beriman, agar kita selalu mempunyai sumber kekuatan yang tak pernah habis. Tentu saja kekuatan itu bersifat rohaniah, tetapi kerohanian yang mantap akan sangat berpengaruh pada kehidupan jasmaniah. Maka kasih Tuhan itu menjadi berkat bagi kita, baik secara rohaniah maupun jasmaniah.
Sebagai umat Kristiani, kita perlu bersyukur karena memiliki karunia khusus ini. Perjamuan Kristus dalam bacaan Injil itu menjadi penyempurna Perjanjian Lama yang tertera dalam bacaan pertama, yang berdampak langsung pada pemurnian pribadi manusia berdosa. Dengan itu martabat manusia diangkat ke hadirat Tuhan dan meraih kemuliaan. Jika Tuhan tidak mencintai kita, mungkinkah itu terjadi? Karena itu, hargailah Ekaristi Kudus, perjamuan Tuhan yang tak pernah surut oleh usia. (ap)
- Apa makna Ekaristi bagi anda secara pribadi?
- Apa buah konkrit Ekaristi bagi kehidupan jasmaniah anda?
Disalin dari buku Berjalan Bersama SANG SABDA, Refleksi Harian Kitab Suci 2015 - Provinsi SVD Jawa