Tb 12:1.5-15.20 | Tb 13:2.6.7.8 | Mrk 12:38-44
Janda miskin ini telah memberi lebih banyak daripada semua orang yang lain.
Pada suatu hari Yesus dalam pengajaranNya berkata: "Hati-hatilah terhadap ahli-ahli Taurat yang suka berjalan-jalan memakai jubah panjang dan suka menerima penghormatan di pasar, yang suka duduk di tempat terdepan di rumah ibadat dan di tempat terhormat dalam perjamuan, yang menelan rumah janda-janda, sedang mereka mengelabui mata orang dengan doa yang panjang-panjang. Mereka ini pasti akan menerima hukuman yang lebih berat."
Pada suatu kali Yesus duduk menghadapi peti persembahan dan memperhatikan bagaimana orang banyak memasukkan uang ke dalam peti itu. Banyak orang kaya memberi jumlah yang besar. Lalu datanglah seorang janda yang miskin dan ia memasukkan dua peser, yaitu satu duit. Maka dipanggilNya murid-muridNya dan berkata kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya janda miskin ini memberi lebih banyak dari pada semua orang yang memasukkan uang ke dalam peti persembahan. Sebab mereka semua memberi dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, semua yang ada padanya, yaitu seluruh nafkahnya."
---ooOoo---
Dalam sebuah pelayanan di Singapore, sejumlah umat berceritera tentang keprihatinan mereka atas situasi kemiskinan yang dihadapi oleh umat seorang imam di Indonesia, sehingga si imam hidup dalam kekurangan. Mereka rutin mengirimkan bantuan kepadanya. Saya kaget mendengar itu. Saya mengenal imam tersebut dan tahu pasti, bahwa ia tidak hidup dalam kondisi miskin. Umatnya tidak kaya raya, tetapi mereka menjamin hidup imam tersebut secukupnya. Saya mengajak salah satu dari umat tersebut untuk berbicara secara pribadi. Ia belum pernah melihat langsung tempat si imam itu. Ketika saya sampaikan bahwa saya kenal imam itu dan ia tidak membutuhkan bantuan, umat tersebut terkejut. Ia kaget ketika menyadari bahwa si imam itu berbohong.
Yesus mengingatkan para murid akan bahaya menyalahgunakan jabatan pelayanan untuk kepentingan ekonomi. Ia menuding para ahli Taurat yang suka berdoa panjang-panjang tetapi cara hidupnya justru menindas kaum miskin. Mereka disebut mencaplok rumah janda-janda. Pelayanan itu untuk keselamatan jiwa umat, soal ekonomi hanya datang sebagai akibat. itu pun sebatas perlu untuk hidup, bukan untuk bermewah-mewah.
Di dalam masyarakat berkembang konsep jabatan sebagai amanah. Jabatan itu peluang yang diberikan Tuhan untuk melayani orang banyak. Karena itu jabatan bukanlah jalan meraih kuasa dan kekayaan, melainkan untuk memanfaatkan karisma dan energi demi kepentingan banyak orang. Umat Kristiani perlu menghayati pola ini. (ap)
- Menurut anda, sudahkah komunitas anda melihat jabatan sebagai jalan pelayanan?
- Apa wujud-wujud pelayanan sebagai amanah jabatan tersebut?
Disalin dari buku Berjalan Bersama SANG SABDA, Refleksi Harian Kitab Suci 2015 - Provinsi SVD Jawa