Hagiografi
Perayaan Ekaristi Hari Minggu Sabtu: 18.00; Minggu: 06.30, 08.30, 17.00
Perayaan Ekaristi Harian Senin - Sabtu: 05.30

St. Maria MagdalenaPada awal hidupnya, kita hanya mengenal Maria Magdalena sebagai “wanita yang berdosa”. Dari jurang kejatuhannya yang amat dalam, Maria Magdalena mengangkat pandangannya ke arah Yesus dengan kesedihan, harapan, dan kasih. Dengan berselimutkan rasa malu, ia mendatangi Yesus yang sedang makan malam, dan berlutut di belakang Yesus, dekat kakiNya. Ia tak mengatakan sepatah kata pun, tetapi membasahi kaki Yesus dengan air matanya, mengusapinya dengan rambutnya sendiri, lalu menciumnya dengan penuh kerendahan hati; maka pada saat itu juga dosanya terlepas. Lalu ia meminyaki kaki Yesus dengan minyak wangi yang mahal; dan Yesus pun memberikan pengampunanNya, lalu menyuruhnya pergi dalam damai.

Sejak saat itu Maria Magdalena menjadi murid Yesus, sering duduk dekat kakiNya, dan mendengarkan segala yang dikatakanNya. Ia adalah salah seorang anggota keluarga ‘yang sangat dicintai Yesus’, yang kakak lelakinya, Lazarus, dibangkitkan olehNya dari kematian.

Sekali lagi, pada malam Ia akan menderita sengsara, Maria Magdalena—yang telah mengalami kasih dan pemurnian—membawa minyak wangi yang berharga itu, meminyaki kepala Yesus, dan wewangian itu mengharumkan seluruh Rumah Tuhan. Ia berdiri berdampingan dengan Bunda kita dan St. Yohanes di kaki Salib Kristus, mewakili mereka yang telah mendapat pengampunan berlimpah. Tuhan kita memberikan kepastian tentang kebangkitanNya, pertama-tama kepada Maria Magdalena—setelah BundaNya—dan kemudian, melalui dia, juga kepada para RasulNya. Dan kepadanya pula, pertama-tama, Yesus menampakkan diriNya, dengan memanggil namanya, Maria Magdalena, karena ia adalah milikNya.

Menurut tradisi, ketika jemaat perdana mengalami penganiayaan, keluarga dari Betania melarikan diri ke Provence (Prancis). Gua di mana St. Maria Magdalena pernah tinggal selama 30 tahun masih ada; juga kapel di puncak gunung, di mana ia—seperti St. Paulus—setiap hari mendapatkan penglihatan dan wahyu dari Tuhan. Saat mendekati ajalnya, ia dibawa ke sebuah tempat, yang masih ditandai dengan “pilar suci”; di sana Uskup Maximin (St. Maximinus) menungguinya. Dan segera setelah Maria Magdalena menerima komuni untuk terakhir kalinya untuk bersatu dengan Tuhannya, akhirnya ia meninggal dengan damai dalam tidurnya.

Refleksi:

  • St. Bernardus pernah berkata, “Penyesalan dari hati terdalam adalah harta yang tak terhingga yang dapat dirindukan, serta kegembiraan yang tak terkatakan. Ia adalah kesembuhan bagi jiwa, pengampunan atas dosa-dosa, dan membawa Roh Kudus untuk kembali tinggal di dalam hati yang rendah hati dan penuh kasih.”

 

Peringatan Wajib St. Maria Magdalena
Surabaya, 22 Juli 2014

Sumber: Pictorial Lives of The Saints - Verbum