Dokumentasi
Perayaan Ekaristi Hari Minggu Sabtu: 18.00; Minggu: 06.30, 08.30, 17.00
Perayaan Ekaristi Harian Senin - Sabtu: 05.30

Hak 9:6-15 | Mzm 21:2-7 | Mat 20:1-16a

Iri hatikah engkau karena aku murah hati?

Sekali peristiwa Yesus mengemukakan perumpamaan berikut kepada murid-muridNya, "Adapun hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang tuan rumah yang pagi-pagi benar keluar mencari pekerja-pekerja untuk kebun anggurnya. Setelah ia sepakat dengan pekerja-pekerja itu mengenai upah sedinar sehari, ia menyuruh mereka ke kebun anggurnya.

Kira-kira pukul sembilan pagi ia keluar pula dan dilihatnya ada lagi orang-orang lain menganggur di pasar. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku dan apa yang pantas akan kuberikan kepadamu. Dan merekapun pergi. Kira-kira pukul dua belas dan pukul tiga petang ia keluar pula dan melakukan sama seperti tadi. Kira-kira pukul lima petang ia keluar lagi dan mendapati orang-orang lain pula, lalu katanya kepada mereka: Mengapa kamu menganggur saja di sini sepanjang hari? Kata mereka kepadanya: Karena tidak ada orang mengupah kami. Katanya kepada mereka: Pergi jugalah kamu ke kebun anggurku.

Ketika hari malam tuan itu berkata kepada mandurnya: Panggillah pekerja-pekerja itu dan bayarkan upah mereka, mulai dengan mereka yang masuk terakhir hingga mereka yang masuk terdahulu. Maka datanglah mereka yang mulai bekerja kira-kira pukul lima dan mereka menerima masing-masing satu dinar. Kemudian datanglah mereka yang masuk terdahulu, sangkanya akan mendapat lebih banyak, tetapi merekapun menerima masing-masing satu dinar juga. Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu, katanya: Mereka yang masuk terakhir ini hanya bekerja satu jam dan engkau menyamakan mereka dengan kami yang sehari suntuk bekerja berat dan menanggung panas terik matahari. Tetapi tuan itu menjawab seorang dari mereka: Saudara, aku tidak berlaku tidak adil terhadap engkau. Bukankah kita telah sepakat sedinar sehari? Ambillah bagianmu dan pergilah; aku mau memberikan kepada orang yang masuk terakhir ini sama seperti kepadamu. Tidakkah aku bebas mempergunakan milikku menurut kehendak hatiku? Atau iri hatikah engkau, karena aku murah hati?

Demikianlah orang yang terakhir akan menjadi yang terdahulu dan yang terdahulu akan menjadi yang terakhir."

---ooOoo---

Rasa iri hati yang berlebihan pernah membuatku bertindak gegabah dan tidak bermoral. Dengan berbagai cara kotor saya merebut sebuah tugas yang seharusnya dijalankan oleh seorang rekan kerjaku. Sampai hari ini dia tidak pernah tahu cara kotor saya tersebut, karena semuanya terbungkus dengan manis. Namun jauh di dasar hatiku saya tahu, bahwa saya menipu dia karena iri hati padanya.

Iri hati yang berlebihan membuat para pekerja kebun anggur menilai tuan kebun berlaku tidak adil. Padahal mereka menerima upah sesuai kesepakatan, sementara pekerja lain menerima karunia dari kemurahan hati tuan kebun. Mereka menuntut keadilan yang sudah adil, mereka menuduh perilaku tidak adil pada tuan kebun yang adil. Oelh iri hati, orang dapat memutarbalik fakta dan merusak tatanan hidup bersama. Talangilah sifat iri hati anda, karena dapat membahayakan seluruh jiwa dan raga anda. (ap)

  1. Apakah anda pernah iri hati kepada sesama? Mengapa?
  2. Mampukah anda mengendalikan diri saat itu? Bagaimana caranya?

Disalin dari buku Berjalan Bersama SANG SABDA, Refleksi Harian Kitab Suci 2015 - Provinsi SVD Jawa