Ibadat Adven - Pertemuan Lingkungan I
JANGAN KATAKAN 'AKU MASIH MUDA'
Bacaan Kitab Suci (Yeremia 1:1-19)

Anatot di tanah Benyamin
Anatot pada jaman Nabi Yeremia terletak di atas bukit.
Kota tersebut hanya berjarak tiga mil sebelah utara Yerusalem di tanah Benyamin. Kota kecil itu telah melahirkan salah satu nabi Israel yang setia, yaitu nabi Yeremia (Yer 1:1)
Allah mencari seseorang yang akan diberiNya kuasa bukan saja atas Israel melainkan atas segala bangsa, dan ia akan mencabut dan memusnahkan, untuk membangun dan menanam. Singkatnya, Allah memberinya tugas untuk mempercepat sejarah. Orang ini adalah Yeremia, seorang anak laki-laki dari Anatot, berasal dari sebuah keluarga para imam.
Para sahabat Allah mengambil bagian dalam kekuasaanNya untuk memerintah atas peristiwa-peristiwa: Abraham (Kej 18:16), Musa (Kel 32:14), para martir (Why 20:4). Yeremia, seorang pemuda yang tenang dan suka damai dari Anatot adalah seorang dari antara mereka, karena ia dikosongkan dari keinginannya sendiri sedemikian, sehingga Allah memperlihatkan kepadanya cintaNya yang cemburu kepada Israrel dan kemarahanNya atas dosa. Karena itu ia dapat mengucapkan penghakiman Allah atas Israel yang menjadi kenyataan dan menubuatkan masa Perjanjian Baru.
Orang-orang Yahudi di kemudian hari percaya bahwa setelah kematiannya, Yeremia hadir di hadapan Allah, menjadi perantara mereka (2 Mak 2:1; 14:14). Apabila para nabi sesudahnya berbicara tentang seorang Penyelamat yang menderita, mereka ingat akan pencobaan-pencobaan Yeremia.
Latar Belakang Sejarah
Di antara nubuat-nubuat akhir Yesaya (690 SM) dan panggilan Yeremia oleh Tuhan (sekitar tahun 626) ada jarak kira-kira enam puluh tahun. Hampir lima puluh tahun, di antaranya bertepatan dengan pemerintahan Manasye. Penguasa ini terus-menerus menghina dan merusak kepercayaan orang Yahudi (2 Raj 21). Kemudian pada tahun 640, seorang putra, Yosia naik ke singgasana dan dengan perlahan-lahan bara-bara api iman menyala kembali.
Inilah saat ketika penemuan buku Hukum membawa pembaruan agama, pembaruan Yosia (2Raj 22). Beberapa tahun sebelumnya Tuhan memanggil Yeremia. Kemudian kejadian-kejadian yang menyusul dan yang disaksikan Yeremia, mengambil arah yang tragis. Peristiwa-peristiwa itu diceritakan dalam 1Raj 23:25 dan diulangi dalam Yer 39.
Dalam bacaan yang kita renungkan (Yer 1:1-19), Yeremia dipanggil Tuhan untuk menjadi nabi bagi bangsa-bangsa. Yeremia menolak panggilan Tuhan dengan alasan: Tidak pandai bicara dan masih muda.
- Bagi Tuhan, tidak ada alasan untuk menolak panggilanNya. Kepada siapa saja Tuhan mengutus, Yeremia yang merasa masih muda dan tidak pandai berbicara harus pergi dan menyampaikan pesan Tuhan (ay. 6-7).
- Tidak perlu takut dan gentar, sebab Tuhan menyertai dan tidak melepaskan. Maka Tuhan meminta supaya Yeremia berani untuk bangkit, bersiap dan menyampaikan apa yang diperintahkan Tuhan (ay. 8, 17).
- Yeremia diutus untuk mempertobatkan bangsa-bangsa, sebab mereka telah meninggalkan Tuhan dengan menyembah Allah lain (ay. 10).
- Orang yang berani menanggapi panggilan Tuhan, Ia akan mengulurkan tanganNya dan menjamah mulutnya; dan TUHAN berfirman: "Sesungguhnya, Aku menaruh perkataan-perkataanKu ke dalam mulutmu. (bdk. ay. 9).
Referensi:
- Kitab Suci Komunitas Kristiani - Edisi Pastoral Katolik
- Buku Pedoman Ibadat Adven Paroki St. Aloysius Gonzaga Surabaya
- Foto / Gambar dari Glo Bible