Hagiografi
Perayaan Ekaristi Hari Minggu Sabtu: 18.00; Minggu: 06.30, 08.30, 17.00
Perayaan Ekaristi Harian Senin - Sabtu: 05.30

Santo Markus PenginjilKita tahu, St. Markus bukan termasuk bilangan dua belas Rasul Yesus. Dia itu teman perjalanan St. Paulus dan Barnabas dalam karya Pewartaan Injil ke sejumlah daerah (lih. Kis 12:25). Dia juga seorang murid serta asisten St. Petrus. Bahkan St. Petrus memperlakukannya seperti "anak sendiri" (1 Ptr 5:13). Barangkali Markus sendiri tidak pernah mendengar secara langsung pengajaran Yesus. Akan tetapi pada suatu titik dalam hidupnya, ia mengetahui, mengenal dan mencintai Yesus melalui pewartaan para Rasul. Pengalaman iman akan Yesus yang mendalam ini, dilestarikannya melalui goresan tangannya sendiri, yang kita kenal dengan Injil Markus.

Markus adalah seorang saksi, justru karena dia sungguh-sungguh membuka hati bagi karya Allah. Dia menemani dan membantu Paulus serta Barnabas dalam perjalanan misi mereka yang pertama. Dia juga membantu pelayanan Petrus di Roma. Segala pengalaman ini memampukannya untuk merenungkan misteri keselamatan yang ditawarkan Yesus kepada semua manusia. Dalam Injil dan pelayanannya, tampak bahwa dia sungguh-sungguh menaruh kepercayaan kepada Allah. Baginya, Allah adalah sumber penghiburan dan kekuatan pada masa-masa pencobaan, derita dan ketidakberdayaan.

Melalui Injilnya, Markus mengajar kita bahwa kemuridan yang sejati berarti mengikuti contoh dan teladan Yesus sendiri, yang "datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani" (Mrk 10:45). Panggilan ini terus bergema dalam seluruh Injilnya. Narasi-narasi yang disajikan dalam Injilnya memberikan kepada kita gambaran sekilas pengalamannya sendiri tentang bagaimana Allah memperhatikan kita. Kasih Allah yang diungkapkan dalam Injil Markus tentunya memberikan harapan kepada komunitas Kristiani perdana, kendati banyak dari mereka - seperti Markus sendiri - pada akhirnya mati sebagai martir Kristus.

Dengan kata dan teladan, Markus telah mengajar para murid dari generasi ke generasi untuk percaya kepada Tuhan dengan "menyangkal diri, memikul salibnya dan mengikut Yesus" (Mrk 8:34). Kita juga akan mengalami kuat kuasa Allah untuk memulihkan, membangun dan memperkuat diri kita selagi kita berpaling kepada-Nya setiap hari (bdk. 1 Ptr 5:10). Inilah yang dialami oleh Petrus dan Markus, namun terbuka juga kemungkinan bagi kita untuk mengalaminya. Marilah kita merendahkan diri kita sebagai murid dengan percaya pada Allah, sehingga kita pun dapat mengalami kasih Allah sendiri dalam hidup sehari-hari.

Akhirnya, kita boleh mengatakan bahwa St. Markus itu model kemuridan sejati bagi kita di dalam mengikuti Yesus Kristus. Dia bukan hanya menerima dan menjadi saksi tentang Yesus, tetapi dia sendiri menghayati dan menghidupi Yesus dalam dirinya. Untuk itu melalui Injilnya, ia menawarkan kepada kita jalan-jalan untuk mengikuti Yesus yang telah dicintainya. Baginya, untuk mengikuti Yesus, kita perlu pertama-tama membuka hati kepada-Nya. Membuka hati untuk mencintai Dia dengan seluruh diri kita. Membuka hati untuk menaruh kepercayaan hanya kepada Dia yang telah memanggil kita. Membuka hati untuk meneladan hidup dan ajaran-ajaran Yesus sendiri. Pestanya diperingati setiap 25 April.

Sumber: Ruah 2012 April - Juni