Dokumentasi
Perayaan Ekaristi Hari Minggu Sabtu: 18.00; Minggu: 06.30, 08.30, 17.00
Perayaan Ekaristi Harian Senin - Sabtu: 05.30

Kis 6:8-15 | Mzm 119:23-24.26-27.29-30 | Yoh 6:22-29

Bekerjalah bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal.

Setelah Yesus mempergandakan roti, keesokan harinya orang banyak, yang masih tinggal di seberang danau Tiberias, melihat bahwa di situ tidak ada perahu selain yang yang dipakai murid-murid Yesus. Mereka juga melihat bahwa Yesus tidak turut naik ke perahu itu bersama-sama dengan murid-muridNya, dan bahwa murid-muridNya saja yang berangkat. Tetapi sementara itu beberapa perahu lain datang dari Tiberias dekat tempat mereka makan roti, sesudah Tuhan mengucapkan syukur atasnya.

Ketika orang banyak melihat, bahwa Yesus tidak ada di situ dan murid-muridNya juga tidak, mereka naik ke perahu-perahu itu lalu berangkat ke Kapernaum untuk mencari Yesus. Ketika orang banyak menemukan Yesus di seberang laut itu, mereka berkata kepadaNya, "Rabi, bilamana Engkau tiba di sini?" Yesus menjawab, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya kamu mencari Aku, bukan karena kamu telah melihat tanda-tanda, melainkan karena kamu telah makan roti itu dan kamu kenyang. Bekerjalah, bukan untuk makanan yang akan dapat binasa, melainkan untuk makanan yang bertahan sampai kepada hidup yang kekal, yang akan diberikan Anak Manusia kepadamu; sebab Dialah yang disahkan oleh Bapa, Allah, dengan meteraiNya." Lalu kata mereka kepadaNya, "Apakah yang harus kami perbuat, supaya kami mengerjakan pekerjaan yang dikehendaki Allah?" Jawab Yesus kepada mereka, "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah."

---ooOoo---

Di Kapernaum, proses seleksi alamiah siapa yang layak dan siapa yang tak layak menjadi murid Yesus terjadi. Filter seleksi itu adalah ajaran tentang Roti Hidup. Orang-orang yang mengalami mujizat perbanyakan roti melihat peluang menjalani hidup mudah. Tak perlu susah payah bekerja. Cukup berhimpun di seputar Yesus, mendengarkan ajaranNya dan ketika lapar, kuasa Ilahi Yesus akan membereskannya. Namun Yesus memiliki agenda yang berbeda. Mujizat itu hanya gerbang menuju ajaran hakiki yang harus diimani oleh para murid, yakni Roti Hidup. Orang tak boleh berhenti pada kebutuhan ragawi. Jika mau mencari mujizat, hasil kerja itu sendiri sudah merupakan mujizat. Maka Yesus mulai memurnikan konsep mereka tentang "makanan utama", yakni bukan roti yang diperbanyak itu melainkan percaya kepada Dia yang telah diutus Allah.

Saya membayangkan gejolak yang terjadi. Alih-alih memperoleh makanan cepat saji, mereka malah dijejali dengan ajaran iman yang abstrak dan berat. Tetapi itulah proses pendewasaan iman. Anak kecil perlu disuapi, tetapi orang dewasa diberi kerja untuk menghasilkan makanan sendiri. Pendidikan iman sedang berjalan. Proses itu memberi hasil yang luar biasa bagi mereka yang mampu melewati penggodokan. (ap)

  1. Apa konsep anda ketika mengandalkan Tuhan sebagai penyelenggara hidup?
  2. Di mana letak keunikan iman Kristiani dibanding dengan bentuk kepercayaan lain?

Disalin dari buku Berjalan Bersama SANG SABDA, Refleksi Harian Kitab Suci 2015 - Provinsi SVD Jawa