BERANDA
Perayaan Ekaristi Hari Minggu Sabtu: 18.00; Minggu: 06.30, 08.30, 17.00
Perayaan Ekaristi Harian Senin - Sabtu: 05.30

Kis 15:22-31 | Mzm 57:8-12 | Yoh 15:12-17

Inilah perintahKu kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain

Dalam amanat perpisahanNya Yesus berkata kepada murid-muridNya, "Inilah perintahKu, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari BapaKu. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam namaKu, diberikanNya kepadamu. Inilah perintahKu kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain."

---ooOoo---

Undangan Seminar Kesatuan Gereja Indonesia (SKGI) 2015 singgah di meja kerjaku. Tema yang diangkat adalah "Cinta Sejati". Saya diundang untuk berbicara tentang hakekat cinta sejati dan bagaimana kita sebagai manusia menanggapi cinta sejati tersebut. Ingatan saya langsung mengarah ke kata-kata Yesus, "Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya" (Yoh 15:13). Rujukan utama adalah Yesus Kristus yang menyerahkan nyawaNya untuk menyelamatkan umat manusia. Dalam skala kecil, cinta itu nampak dalam diri ibu-ibu yang mempertaruhkan nyawa ketika melahirkan anak-anak, pejuang bangsa yang gugur demi kemerdekaan, dan sebagainya. Dengan kata lain, "cinta sejati itu mungkin", tentunya dalam parameter yang bisa dijalani oleh manusia.

Yesus mengingatkan para murid tentang adanya cinta sejati itu dan memerintahkan para murid untuk mewujudkannya. Bisakah para murid melakukannya? Ya, jika mereka adalah sahabat sejati Yesus Kristus. Maka tugas para murid ialah membangun semangat persahabatan itu dengan Yesus. Yesus secara jelas mengatakan, bahwa Ia tidak menjanjikan hidup yang mudah melainkan salib. Ia bahkan menyebut, bahwa kedatanganNya ke dunia itu membawa pedang (Mat 10:34). Dengan demikian Ia membentuk proses seleksi, hanya para murid yang setia saja yang dapat menjadi sahabatNya. Dan mereka membuktikannya. Pasca kenaikan Yesus, mereka menjadi pejuang garis depan yang rela melepaskan nyawa mereka demi Sabda Tuhan.

Relevansi kisah ini bagi kita tetap sama seperti para rasul. Oleh iman kita disatukan dengan Kristus, namun perjalanan hidup juga yang akan membuktikan, apakah kita layak disebut sahabat Kristus. Kita bisa mengingkari diriNya, ketika melakukan kejahatan. Kita bersikap munafik, mencari keuntungan sendiri, bahkan menggunakan karya kerasulan untuk memenuhi agenda pribadi. Menyadari hal ini, kita perlu membaharui diri, memulihkan semangat dasariah persahabatan Ilahi, kembali ke jalan salib yang disiapkan oleh Tuhan. (ap)

  1. Apakah anda seorang sahabat Tuhan?
  2. Apakah alasan anda menyebut diri demikian?

Disalin dari buku Berjalan Bersama SANG SABDA, Refleksi Harian Kitab Suci 2016 - Provinsi SVD Jawa

“Apa yang tidak dapat kita angkat sendiri, hendaklah kita angkat dengan pertolongan Dia yang Mahakuasa.”
St. Bonifasius
“Doa Rosario adalah satu tradisi kontemplasi Kristiani yang terbaik dan paling berharga.”
St. Yohanes Paulus II
“Tidak ada kebebasan yang lebih besar dibandingkan kebebasan seseorang yang membiarkan dirinya dibimbing oleh Roh Kudus.”
Paus Fransiskus
“Seluruh Kitab Suci itu semerbak oleh hembusan Roh Tuhan.”
St. Ambrosius
“Kita ini limpah dalam kata-kata tetapi kosong dalam perbuatan..”
St. Antonius dari Padua

Apa Kata Mereka?

Berikut ini adalah beberapa kesan dan pesan yang disampaikan oleh sebagian romo yang pernah berkarya di paroki St. Aloysius Gonzaga.

Sedikit 'surprise', bahwa di tengah kesibukannya, mereka masih menyempatkan diri meluangkan waktu untuk mengenang kembali kebersamaan dengan umat Algonz.

Selengkapnya...
RD Y. Eko Budi Susilo
Periode: 2002 s/d 2007
RD A.P. Dwi Joko
Periode: 2003 s/d 2007
RD Aloysius Hans K.
Periode: 2009 s/d 2012