Yes 58:1-9a | Mzm 51:3-6a.18-19 | Mat 9:14-15
Mempelai itu akan diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa
Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata, "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-muridMu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
---ooOoo---
"Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-muridMu tidak?"
Omong tentang puasa, itu mudah tetapi untuk menjalankannya, perlu niat dan kemauan untuk melaksanakannya secara murni dan konsekuen. Puasa kita yang beriman Katolik, memang sangat ringan bila dibandingkan dengan puasa yang dijalankan sesama kita yang berlainan agama, karena kita boleh makan kenyang satu kali sehari, dan dilaksanakan hanya pada hari Rabu Abu dan hari Jumat Agung.
Apa gunanya puasa, kalau jiwa kita tidak ikut berpuasa, jika kita masih bersikap sombong dan membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Kalau mau berpuasa, tidak perlu dikoar-koarkan untuk menyombongkan diri dan jangan merendahkan orang lain yang tidak berpuasa. Puasa pada jaman ini memiliki arti yang lain. Bentuk-bentuk fisik yang berubah; pengorbanan ragawi atau mati raga, tidak mendapat penekanan utama. Yang paling penting adalah sikap hati yang baru. Puasa kita bukan soal prestasi atau banyaknya pahala yang dikejar selama puasa, melainkan: sikap rendah hati dihadapan Tuhan dengan penuh sesal dan tobat. Ini berarti mengakui kemahakuasaan dan kasih Tuhan. Sikap rendah hati dihadapan sesama dengan penuh sesal dan tobat - berarti menghargai orang lain. Sikap rendah hati terhadap diri sendiri dengan penuh sesal dan tobat - berarti menghargai dan menerima diri sendiri. Dengan ini kita bisa saling menyadarkan dan menyiapkan diri untuk menyambut kedatangan Yesus Kristus dalam hidup kita sehari-hari. (Th.K.)
- Bentuk puasa manakah yang dapat saya lakukan dengan tulus?
- Apa yang perlu saya ubah dalam diri dan hidupku?
Disalin dari buku Berjalan Bersama SANG SABDA, Refleksi Harian Kitab Suci 2016 - Provinsi SVD Jawa