Sharing
Perayaan Ekaristi Hari Minggu Sabtu: 18.00; Minggu: 06.30, 08.30, 17.00
Perayaan Ekaristi Harian Senin - Sabtu: 05.30

Bijak Menggunakan InternetBertepatan dengan tema pembahasan : Revolusi Informasi Teknologi dan Dampaknya, saya mengajak mahasiswa di kelas untuk membuat evaluasi terhadap perkembangan teknologi informasi, khususnya untuk penggunaan internet yang saat ini telah masuk sampai ke wilayah paling privat masyarakat dan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan mereka. Berdasarkan hasil temuan, mereka menyebut dua sisi yang menonjol, yakni sisi positif dan sisi negatif dari penggunaan internet.

Pertama, sisi positif dari penggunaan internet. Internet menambah wawasan atau memperluas pengetahuan karena di sana tersedia sekian banyak informasi. Situs-situs internet juga membantu meningkatkan skill para pengguna dalam bidang tertentu. Selain itu, melalui internet orang mudah melakukan transaksi khusus untuk urusan bisnis. Dalam kaitan dengan relasi, internet membantu pengguna untuk membangun relasi dengan banyak orang tanpa dibatasi sekat geografis. Kecepatan akses internet juga membantu pekerjaan dan efisien dari sisi waktu. Internet menyiapkan banyak situs yang bisa dijadikan sarana untuk refreshing, apalagi informasi-informasi yang disajikan lebih atraktif karena tidak hanya tulisan, tetapi juga ada gambar bahkan ada video yang membantu memperkuat informasi. Selain itu, internet membantu pengguna untuk menyalurkan hobi atau bakat. Tidak sedikit pula mahasiswa yang menyebut bahwa internet membantu mereka untuk cuci mata, yang cowok melihat cewek cantik dan yang cewek melihat cowok yang cakap.

Kedua, sisi negatifnya. Saking sering menggunakan internet - dalam genggaman (gadget), kadang – kadang para pengguna internet mengabaikan aspek lingkungan sosial yang mengitarinya - menjadi apatis terhadap para tetangga. Selain itu, ragamnya fitur yang disiapkan di internet kadang membuat penggunanya kecanduan – seperti kecanduan narkoba sehingga penggunanya sulit melepaskan diri dari gadget. Di dunia virtual tidak ada batasan norma atau nilai yang menjadi panduan sehingga tidak heran jika terjadi penipuan, bullying, kriminal (cyber crime), menyebarnya hoax, serta begitu mudah tersedianya iklan-iklan atau tayangan yang tidak senonoh. Keseringan mengakses internet pada titik tertentu justru menggangu kesehatan karena orang bisa lupa makan dan lupa tidur sehingga yang terjadi adalah kelelahan fisik dan mental. Dari sisi perekonomian, jika orang tidak pandai mengatur keuangan, bisa-bisa isi dompet terkuras habis untuk membeli kuota untuk internet.

Kesadaran tentang sisi positif dan sisi negatif dari internet merupakan suatu kemajuan dalam dunia pendidikan dan temuan ini memang perlu disikapi lebih jauh, teristimewa bagaimana mengelolah dan memanfaatkan kemajuan di bidang teknologi informasi untuk hal-hal yang positif sambil meminimalisasi terjebaknya pengguna dalam hal-hal yang negatif. Dalam diskusi di kelas, kami menemukan bahwa keseringan menggunakan internet dan usaha meminimalisasi dampak negatifnya, bukan hal yang mudah sebab pada satu sisi hampir sebagian besar kebutuhan disiapkan di internet sedangkan pada sisi yang lain, para provider juga tidak mau merugi sehingga mereka tetap menciptakan hal-hal baru yang ‘menggoda’ para pengguna internet untuk terus ‘berselancar’ di dunia virtual. Selain provider, boleh dibilang bahwa ada sekian banyak ‘tangan‘ yang memanfaatkan fasilitas internet untuk mempertahankan dan memperluas kekuatan bisnis, politik, budaya atau kepentingan lainnya.

Kesadaran-kesadaran baru ini kemudian menjadi acuan untuk merumuskan strategi-strategi praktis (tentu saja berbeda untuk masing-masing orang) bagaimana memanfaatkan internet secara bijak. Pertama, merinci prioritas, hal-hal mana yang menjadi kebutuhan paling mendasar saat mengakses internet: bisa informasi, hiburan, bisnis dll. Kedua, mengalokasikan waktu: kapan mulai dan kapan berhenti. Dengan adanya target waktu, waktu berkualitas (quality time) bisa dinikmati. Tanpa ada target waktu, orang bisa berlama-lama mengakses tanpa hasil yang maksimal. Ketiga, alokasi dana. Sesudah menempatkan prioritas, alokasi dana atau biaya sangat penting, baik untuk mengontrol penggunaan juga membantu pengguna untuk mengeliminasi godaan-godaan untuk mengakses hal-hal yang tidak bermanfaat. Keempat, siapkan waktu untuk diri sendiri, orang lain, dan yang terpenting waktu bersama Tuhan, tanpa diganggu dengan penggunaan gadget.

Lima strategi praktis ini tentu saja bukan solusi yang paling baik, tetapi minimal dapat membantu para pengguna internet untuk menggunakan internet secara proporsional tanpa menjadi korban penggunaan internet. Pada akhir tulisan ini saya mengutip pernyataan seorang Filsuf- Sosiolog, namanya Baudrillard yang melahirkan istilah simulacra. Menurutnya, realitas yang ada di dunia virtual itu adalah sebuah simulacra, artinya realitas itu sulit dibedakan mana yang asli dan mana yang palsu. Realitas yang ditawarkan kadang-kadang terasa begitu nyata, bahkan lebih nyata dari dunia nyata. Dampaknya memang orang akan tetap ‘tergoda’ untuk berselancar dengan internet. So, bagaimana dengan Anda? Memilih memperluas hal positif atau memperluas dampak negatif internet untuk Anda dan keluarga Anda?

( Bill Halan, dosen ISBD Univ, Ciputra Surabaya, WA : 081233414757, email : This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it. )